Selasa, Desember 27

notes

kami seperti teman lama yang sedang menghabiskan sore hari dengan secangkir kopi lengkap dengan ampas-ampas realita yang sesekali pahit dan lebih sering manis di lidah kami. membaca senja yang memberitakan ketidakpastian, menebak wajah malam yang rahasia, dan saling merapalkan mantra untuk kekasih pagi : nasib.

kami seperti teman lama yang sedang mengingat bagaimana lelucon tentang kupu-kupu yang telah terpenjara bermiliaran detik di pikiran bisa seenaknya ia lepaskan begitu saja dengan menukarkan pundak miliknya yang tak lebih sempit dari kolong ranjangku.

hei kau tahu...aku tak akan tega memilikinya ini pinjaman sementara saja, mataku cukup sehat untuk melihat ribuan tumpuk beban yang kau topang di sana.

kami seperti teman lama yang sedang menunggu alur garis tangan berpihak pada kami tentang segala yang kami yakini, waktu kemudian melesatkan semacam reuni yang menjerat dalam pertukaran repetisi di sepetak ruang tanpa nama. berceloteh tentang prolog yang hendak kita perankan, menghitung kemudian menimbang tumpukan aksara dan bilangan yang menerimakan ingatan. bersekutu membangun konsep tentang epilog yang terhebat dengan memasang kepasrahan di setiap sudut.


kami seperti teman lama yang tidak hanya dalam cerita.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger