Minggu, April 1

notes

Ada getar yang bersabda di senyum yang ia cecapkan senja kala itu, stasiun dengan background keemasan menjemput dua kaki  kecilnya  dengan gerbong kereta paling tua.

Dua bola mata ini meletakan nestafa di punggung miliknya setiap kali beradu kedipan.
Dan jemari miliknya melesapkan panah-panah perpisahan yang memberi ngilu di pelukan yang ia tandakan pada tubuh lemah jemari ini.

Kubilang padanya untuk menitipkan rindu-rindu yang kelak ia pangkas kepada bulan sabit setiap kali bertandang di pagelaran kalender  yang menantikan musim.
Juga memintanya untuk membuang cinta yang kusam di birunya tubuh pantai yang kelak kan mengantarkanya ke hadapanku.

Di raut parangtritis aku memungut wajah, aroma, dan sisa-sisa perjalanan yang tak memberi  pertanda miliknya untuk kukirimkan pada dada pesakitan di bumi waktu milikku.

300312/ 02.36



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger