Diam-diam doa ini meluncur pasrah dari mulutku di sertai bulir airmata ketika mengingat celotehmu tentang aku yang menurutmu galak.
Diam-diam aku tidur dengan boneka besarmu yang ukurannya jauh lebih besar dari badanmu yang kecil namun lincah, riang, menari, tertawa, bercerita, hingga terkadang aku lupa kau masih balita.
Diam-diam aku mengendusmu dari beberapa helai baju yang biasa kau pakai, siapa tahu kau tertinggal dalam bentuk lain di serat kain.
Diam-diam aku berbohong membencimu, menutup kesedihan dengan melupakanmu, menutup mata, telinga, dan suara agar kau tak lagi bimbang harus meminta gendongan pada siapa.
Diam-diam bentuk kekecewaan berubah menjadi kesepian yang tak perlu kau ketahui.
Diam-diam rupanya kau tahu cara mematahkan semangat dan cinta dengan tangismu melihatku.
Dan diam-diam aku semakin terluka menyadari kau tak lagi berada di sampingku.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar