Dear my alien...
sepertinya cerita planet kita telah musnah tanpa kita sadari, radar
tiba-tiba mati menghilang, para anggota tubuh telah terjebak pada datar
telapak yang membekas mutlak, ruang hampa sirna dan kita mereda pada
aroma matahari, memuja udara dan mengenal baik sifat musim yang
berbeda-beda. ini peperangan angka dengan nasib, dan kita bemula dari
kata-kata yang terletak di dada. aku merajam tiap kelelahan dengan diam
yang purna, dan kau melukis raut kekalahan pada kanvas dengan bijaksana.
lalu kita saling menebak, dan berusaha merombak kekesalan dengan
cericit berlesung pipi atau kerutan yang membentuk suara.
entah harus pada ruang apa kita berimajinasi tentang kupu-kupu yang dulu pernah kau temukan di kepalaku, terkadang mata ini jatuh sebelah dan kemudian buta sementara untuk mengenali warna pelangi. sepertinya engkau mulai terlalu manusiawi untuk kusebut alien, atau aku yang terlalu berubah dan terlalu cengeng menilai senja hanya sulaman rindu para bidadari di langit ketujuh. ini kekuatan yang menjelma pudar atau ini semacam realita yang menghisap mimpi.
kau tahu... aku telah melepaskan panah kepada milyaran manusia di ranah ini, dan tak ada satupun yang merasakan kesakitan sama seperti ketika aku menancapkan panah absurd ini tepat di sudut matamu. mereka yang terlalu kaku untuk mencair ataukah aku yang terlalu pelik untuk mengerti bagaimana hujan selalu memangku pilu dan ia menyanyikan namamu, huruf demi huruf, sebentar lirih sebentar nyaring, terkadang pasi terkadang emosi, datang dan pergi seperti memilih untuk memiliki engkau tinggal di otak dan sebagian relung kealienanku.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar